Mimpi Buruh akan Partai Buruh

Ritual demonstrasi tahunan di Indonesia dalam momen May Day adalah hal yang menarik dan seksi, tapi efeknya belum juga maksimal. Kaum buruh hanya bersatu dalam agenda tertentu, bahkan bisa jadi hanya sekali dalam setahun. Makanya perlu ada partai buruh yang konsen berjuang untuk perbaikan nasib buruh.

Daripada mengandalkan niat baik  elit partai yang sudah ada untuk mau mengawal isu buruh, semestinya kaum buruh mendirikan partai yang produk utamanya adalah isu buruh. Dengan adanya partai tersebut, maka mekanisme kontrol atas perjuangan buruh menjadi lebih mudah dan terarah. Buruh harusnya semakin sadar bahwa mereka hanya selalu dijadikan pemancing suara pada tiap pemilu, baik di level pemilu lokal (pilkada) maupun nasional.

Partai buruh memang sudah pernah ada tapi hilang lagi. Kondisi tersebut harusnya menjadi pelajaran bagi kaum buruh untuk membuat partai yang lebih solid. Berbagai kelemahan dari pendirian partai sebelumnya, idealnya mampu membuat kaum buruh lebih kreatif, progresif, disiplin dalam meramu organisasi politik.

Modal kaum buruh adalah jumlah yang sangat besar di seluruh Indonesia. Kemudian, organisasi buruh yang sudah banyak sehingga tinggal mempersatukan mereka kedalam satu organ besar yang bersatatus partai politik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Foto: www.timlo.net
Foto: www.timlo.net

Eksistensi partai buruh di beberapa negara juga bisa menjadi tempat belajar dan jejaring perjuangan bagi kaum buruh untuk mendapatkan gerakan yang lebih massif. Partai buruh di Indonesia, bisa mengambil ilmu dari beberapa partai buruh lain, misalnya, partai buruh di Inggris dan Australia yang berhasil menciptakan Undang-undang yang yang betul-betul berpihak kepada mereka, bahkan sukses mengangkat seorang perdana menteri.

Mengandalkan kader yang berkiprah di partai politik dengan visi utama non buruh tentu terlalu beresiko karena dalam partai, ada struktur yang harus dipatuhi oleh para kader. Bukan hanya penentuan strategi, tapi kadang defenisi kebenaran ditentukan oleh elit partai. Celakanya elit parpol saat ini masih banyak yang sedang sakit. Olehnya itu, keliru besar ketika buruh menggantungkan nasibnya kepada orang yang sedang sakit

Foto: www.spi.or.id
Foto: www.spi.or.id

Daripada bertarung terus dengan pengusaha dan pemerintah dengan posisi yang tak setara, maka lebih baik buruh bertarung dengan kendaraan politik yang lebih kuat dan diakui oleh negara, yakni partai politik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Miriam Budiardjo, bahwa partai politik ialah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuan kelompok ini untuk memperoleh kekuasaan – biasanya secara konstitusional – untuk melaksanakan program-programnya. (Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi, 2009, hal 403-404).

Tentu kita berdoa dan berharap, kehadiran partai buruh bukan menambah kemuakan masyarakat atas pengkhianatan partai politik. Partai buruh harusnya memberi lompatan nyata sehingga partai buruh menciptakan optimisme besar seluruh masyarakat atas kemuliaan partai politik. Maka sloganya tak hanya buruh pilih buruh, tapi lebih jauh rakyat pilih partai buruh. Jadi partai buruh untuk perbaikan nasib buruh dan seluruh rakyat, bukan hanya perbaikan nasib sagelintir elit buruh, sebagaimana penyakit akut partai politik saat ini.

 

Selamat Hari Buruh

Jayalah Kaum Buruh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *